Senin, 21 April 2014

Sinopsis Si Pitung Jagoan Betawi

    SI PITUNG JAGOAN BETAWI
                 Si Pitung adalah seorang pemuda yang soleh dari Rawa Belong. Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih silat. Setelah bertahun- tahun kemampuannya menguasai ilmu agama dan bela diri makin meningkat.
Pada waktu itu Belanda sedang menjajah Indonesia. Si Pitung merasa iba menyaksikan penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil. Sementara itu, kompeni (sebutan untuk Belanda), sekelompok Tauke dan para Tuan tanah hidup bergelimang kemewahan. Rumah dan ladang mereka dijaga oleh para centeng (tukang pukul) yang kejam.
                  Dengan dibantu oleh teman-temannya si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya.
                 Keberhasilan Si Pitung dan kawan-kawannya dikarenakan dua hal. Pertama, ia memiliki ilmu silat yang tinggi serta dianugerahi tubuh yang kebal akan peluru. Kedua, orang-orang tidak mau menceritakan dimana Si Pitung kini berada. Namun demikian orang kaya korban perampokan Si Pitung bersama kumpeni selalu berusaha membujuk orang-orang untuk membuka mulut. Kumpeni juga menggunakan kekerasan untuk memaksa penduduk memberi keterangan. Pada suatu hari, kumpeni dan tuan-tuan tanah kaya berhasil mendapat informasi tentang keluarga Si Pitung. Maka merekapun menyandera kedua orang tuanya bersama Haji Naipin. Dengan siksaan yang berat akhirnya mereka mendapatkan informasi tentang dimana Si Pitung berada dan rahasia kekebalan tubuhnya.
             Berbekal semua informasi tersebut, tentara kumpeni pun menyergap Si Pitung dan kawan-kawannya. Tentu saja Si Pitung dan kawan-kawannya melawan. Namun malangnya, informasi tentang rahasia kekebalan tubuh Si Pitung sudah terbuka. Ia dilempari telur-telur busuk dan ditembak. Ia pun tewas seketika.Meskipun demikian jasanya terhadap rakyat kecil yang ditindas kan selalu dikenang oleh para warga Betawi.

Unsur-unsur instrinstik  :
  Tema : Saling menolong
  Alur : Alur maju
  Tokoh : Si Pitung, Haji Naipin, Kompeni, Rais, dan Jii.
  Perwatakan :
 1. Tokoh  Si Pitung
        Watak : Baik hati, penolong, murah hati, pemberani, dan berakhlak mulia.
        Bukti :  Dari uraian penulis
                            "Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin", "Si Pitung merasa iba menyaksikan penderitaan yang dialami oleh rakyat kecil", ". Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya".

  2. Tokoh : Haji Naipin
      Watak : Suka berbagi dan murah hati
       Bukti : Dari uraian penulis
        "Ia rajin belajar mengaji pada Haji Naipin. Selesai belajar mengaji ia pun dilatih silat".
  
3. Tokoh : Kompeni
      Watak   : Jahat, Egois, Keras kepala, dan pemarah.
       Bukti : Dari uraian penulis
       "Para Kompeni bertindak sewenang-wenang terhadap rakyat jelata".

  4. Tokoh : Rais dan Jii
      Watak : Baik hati dan suka menolong.
      Bukti         : Dari uraian penulis
       "Dengan dibantu oleh teman-temannya si Rais dan Jii, Si Pitung mulai merencanakan perampokan terhadap rumah Tauke dan Tuan tanah kaya. Hasil rampokannya dibagi-bagikan pada rakyat miskin. Di depan rumah keluarga yang kelaparan diletakkannya sepikul beras. Keluarga yang dibelit hutang rentenir diberikannya santunan. Dan anak yatim piatu dikiriminya bingkisan baju dan hadiah lainnya".

  Latar : Tempat : Desa Rawa Belong
  Waktu : Malam haridan keesokan harinya
  Budaya : Budaya Betawi
  Bahasa : Bahasa baku sehingga mudah dipahami.
  Amanat : Sebagai manusia yang baik dan mampu dalam suatu hal, alangkah baiknya kita menolong sesame yang berada dalam kesusahan. Sesungguhnya akan ada hikmah tersendiri dibalik sebuah pertolongan.